Baru-baru
ini Donald Trump mengklaim secara sepihak bahwa Yerussalem merupakan ibukota
Israel, sehingga pernyataan ini mengguncang perasaan kaum muslimin dunia, dan
tak berapa lama kemudian pemimpin dunia muslim yang di pelopori Presiden Turki
Erdogan mengonsolidasi negara-negara Islam dibawah naungan OKI untuk
mementahkan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) tersebut, dan berhasil
pula di organisasi negara-negara dunia, PBB, untuk memvoting, dan hasilnya
Negara Adi Kuasa ini tak kuasa lagi dengan hasil PBB, bukan hanya negara-negara
muslim, namun negara-negara Barat pun tak menyetujui klaim sepihak Presiden AS
ini.
Demikian
itu merupakan satu persoalan dari ratusan persoalan yang dihadapi muslim
Palestina menghadapi lobi dan agresi militer Yahudi Israel, berapa juta orang
(bahkan perempuan dan anak-anak) yang menjadi korban keganasan zionis Israel
ini, berapa juta kaum muslimin Palestina yang menjadi pengungsi. Segala cara
dilakukan zionis yahudi Israel ini, untuk menduduki tanah Palestina; perjanjian
demi perjanjian selalu diingkari, membuat undang-undang yang menyudutkan
penduduk Palestina, tidak mau tunduk terhadap keputusan PBB, membuat pemukiman
illegal di tanah Palestina dll.
Ternyata
perilaku Yahudi ini sudah lama terjangkit sejak nenek moyang mereka, yaitu
sejak zaman Nabi Musa AS, sampai zaman Nabi Muhammad Saw, mereka merubah-rubah
ayat, melanggar janji dll, sebagaimana dalam satu ayat Allah SWT berfirman:
أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ
مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا
عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Apakah kalian masih
mengharapkan mereka akan percaya kepada kalian, padahal segolongan dari mereka
mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,
sedangkan mereka mengetahui. {Q.s.
Al-Baqarah ayat 75}
Dalam
ayat ini Ibn Katsir menafsirkan: Afatatmauna, apakah kalian masih
mengharapkan, hai orang-orang mukmin.
An yu-minu lakum, golongan yang sesat dari
kalangan orang-orang Yahudi itu mau tunduk dengan taat kepada kalian, yaitu
mereka yang kakek moyangnya telah menyaksikan berbagai mukjizat yang jelas
dengan mata kepala mereka sendiri, tetapi ternyata hati mereka menjadi keras
sesudah itu.
Padahal segolongan dari mereka mendengar firman
Allah, lalu mereka mengubahnya, yakni menakwilkannya bukan dengan takwil yang
sebenarnya. Hal itu mereka lakukan setelah mereka memahaminya dengan pemahaman
yang jelas. Tetapi mereka menyimpang dengan sepengetahuan mereka, dan menyadari
bahwa perubahan dan takwil keliru yang mereka lakukan itu benar-benar salah.