Saturday, July 21, 2018

Dakwah vs Makar Penguasa


Dakwah vs Makar Penguasa
Oleh : Asep Sobirin
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (123) وَإِذَا جَاءَتْهُمْ آيَةٌ قَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ (124)
Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri pembesar-pembesar yang jahat agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedangkan mereka tidak menyadarinya. Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata, "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah.” Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah, dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya (QS. Al-‘An’am: 123-124)

Belajar Adab Berjuang dari Tiga Tokoh

KH Hasyim Asyari | KH Ahmad Dahlan | Moh Natsir

Masih hangat, tulisan Dr. Adian Husaini ini menginspirasi kita semua, apalagi dalam kondisi bangsa yang carut marut, terutama para pengemban amanah yang jauh dari suri tauladan/adab, suap dan korupsi merajalela, jabatan menjadi bancakan segelintir elit dan lain sebagainya.

Tiga tokoh representatif ormas Islam yang sudah malang melintang dalam menjaga kedaulatan negara Republik Indonesia, yakni KH. Hasyim Asyari (NU), KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah) dan Moh Natsir (Persatuan Islam). Petuah mereka seiring dengan amal perjuangan mereka, mari kita simak catatan pakar anti liberal ini, yang di kutip dari web Hidayatullah secara berkala.

Belajar Adab Berjuang dari Tiga Tokoh  

Disamping kepeloporan dalam pemikiran dan ide perjuangan, yang luar biasa pada ketiga tokoh itu adalah keteladanan mereka dalam kehidupan sehari-hari dan perjuangan

PADA tanggal 24 Mei 2018, saya mendapatkan undangan dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbud untuk menghadiri satu diskusi membahas tiga tokoh, yakni KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, dan Mohammad Natsir. Pembicara lain dalam diskusi tersebut adalah Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Dr. Hajriyanto Tohari, dan Natsir Zubaidi.

Tiga tokoh yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah sosok-sosok besar dalam dalam sejarah Indonesia. Pemerintah memberi penghargaan mereka sebagai pahlawan nasional. Dalam diskusi tersebut, saya kebagian tugas membahas tentang sosok Mohammad Natsir. Saya menyampaikan paparan tentang peran Mohammad Natsir dalam kaitan dengan pembangunan jiwa bangsa. Namun, saya pun tidak melewatkan kesempatan menyinggung peran penting sosok Kyai Hasyim Asy’ari dan Kyai Ahmad Dahlan dalam perjuangan dan pembangunan bangsa.

Tuesday, July 10, 2018

Les Privat Ngaji di Bandung dan Cimahi

Al-Qur’an merupakan mujizat yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw, dan al-Qur’an pun petunjuk bagi manusia (hudallinnas), maka sepantasnya kita belajar mengkaji al-Qur’an, agar setiap langkah dan tarikan nafas kita senantiasa mendapat petunjuk dan ridha dari Allah Swt.

Banyak keutamaan bagi orang yang mau belajar al-Qur’an, berikut hadis-hadisnya:
Rasulullah SAW bersabda: “Bacalah al-Qur’an! Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafa’at kepada sahabatnya (orang-orang yang membaca, mempelajari, dan mengamalkannya).” [HR. Muslim].
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (al-Qur’an) maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipat-gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan Alief Lam Mim satu huruf, Alief satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” [HR. at-Tirmidzi; hadits shahih].
Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang mahir membaca al-Qur’an maka ia bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membacanya dengan terbata-bata bahkan berat baginya maka baginya dua pahala.” [HR. Muslim].
Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari].

Dengan hadits-hadits di atas, maka sepantasnya kita belajar membaca dan memahami al-Qur’an.